TIPS MENDIDIK ANAK KORBAN PERCERAIAN

Tips Mendidik Anak Korban Perceraian
 Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan pernikahan yang langgeng sampai Kakek nenek, sampai maut memisahkan.

Tetapi apalah dikata jika biduk rumah tangga harus kandas dijalan, harus berpisah.

Banyak faktor yang menyebabkan rumah tangga terpisah, dan banyak hati yang terluka karena perceraian.

Apalagi jika perceraian terjadi sudah ada sibuah hati, yang paling terluka adalah sikecil ya bund.

Ada banyak cerita tentang anak yang BrokenHome yang kurang enak untuk didengarkan.

Mendidik anak korban perceraian gampang-gampang susah.
Susah karena hatinya juga terluka, tersakiti.

Berikut Tips Mendidik Anak Korban Perceraian.

1. Penjelasan sesuai Dengan Pola Pikir Anak.
Menjelaskan apa yang terjadi kepada anak memang susah, apalagi kalau perceraian terjadi ketika anak masih balita.

Anak hanya tahu kalau ayah bundanya tidak tinggal serumah, dan pikiran nya bertanya, kenapa ayah / bunda harus pergi ? Kenapa koq sekarang ayah ga ada pernah pulang?

Ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu, sulit menjelaskannya, 
Maka berilah penjelasan sesuai dengan pola pikirnya, berikan penjelasan ketika pikiran anak dalam keadaan tenang, rilex. Pilihlah waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada anak. 

Walaupun anak masih balita tetep ya dia berhak tau apa yang terjadi pada orang tuanya.

Kan masih kecil, mana dia ngerti, masih kecil juga manusia, hehehe..

Jika dijelaskan dengan kata-kata yang tepat dan waktu yang tepat pula, Insyaallah anak akan paham,

Ketika menjelaskan diusahakan berdua dengan mantan pasangan, kenapa? Supaya si anak dapat penjelasan yang benar dan sebagainya dihindari saling menjelekkan pasangan.

Gini lho de, ayah pisah itu karena ibumu ga cantik lagi, hehehe
Atau de ibu pisah itu karena Ayah mu pelit. Duh... jangan yaa...si anak jangan disodorkan drama saling ejek dan saling menjelekkan. Pliiisss

Cukup dengan mungkin ini sudah takdirnya ayah sama bunda berpisah, tapi tetep ayah bunda sayang sama dede. Ayah tetep ayah dede, bunda juga tetep bunda dede, sekarang kita sedang berpisah rumah.

2. Minta Pertolongan Saudara, supaya memberikan Dukungan Kepada Anak.
Mintalah bantuan kepada kakak/adik/orangtua untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi, dan tetap harus dengan sesuai dengan pemahaman anak.

Terkadang kita sulit untuk memberikan penjelasan kepada anak kenapa orang tuanya harus bercerai.

3. Melakukan Kegiatan Positif
Melibatkan anak dengan kegiatan positif akan membuat anak sedikit melupakan rasa sedih nya.

Rutinitas positif bisa dengan kakak atau dengan ibunya.
Misalnya libatkan anak dengan kegiatan positif ibunya, jika anak perempuan bisa masak bareng, atau pengajian bersama, belajar tilawah atau belajar murotal.

Sehingga lambat laun anak akan  melupakan rasa sedih dan kekecewaan nya. Dengan berusaha lebih mendekatkan dirinya dengan sang pencipta, insyaallah apa yang sering dikhawatirkan orang-orang tentang anak BrokenHome tidak akan terjadi.

4. Melakukan Kegiatan Normal
Sebagai pasangan yang telah bercerai, ada baiknya lakukanlah kegiatan normal yang biasa dilakukan sebelum bercerita, misalnya jika ayah nya suka berliburan bersama dengan anak, maka lakukan saja. Walaupun mungkin tanpa kehadiran ibunya.
Atau sebaliknya melakukan Kegiatan bersama ibunya walaupun tanpa ayahnya. Atau lakukan kegiatan bersama, singkirkan dulu rasa ego masing-masing. Demi rasa kenyamanan dan psikologis sang anak.

Siapapun yang berhak atas perwalian sang anak, sebaiknya tetap bekerja sama dalam pengasuhan anak.

Dalam kehidupan anak tidak ada yang namanya mantan ibu atau mantan ayah. Walaupun tidak mungkin lagi anak bisa hidup dalam keluarga yang utuh seperti dulu sebelum terjadi perceraian.

Bagi anak ibu tetaplah ibu, dan ayah tetaplah ayah baginya. Sebisa mungkin jangan saling menjelekkan dan saling menjatuhkan mantan pasangan anda dihadapan sang anak, itu akan membuatnya terluka, dan bisa saja luka tersebut terbawa sampai dewasa kelak.

Semoga bermanfaat ^_^


Comments

  1. Saya juga dihadapkan pada anak korban broken home juga. ayah mereka nikah lagi sama saya dan saya sebagai ibu sambungnya memang mencoba mempelajari apa yang harus saya lakukan supaya trauma di masa lalu mereka tidak kembali

    ReplyDelete
    Replies
    1. yupz betul mba, mesti jaga perasaan anak-anak. karena pelajaran hidup ga ada di sekolahan ya mba, hehehe.... sebagai ibu kita mesti trial and error kadang-kadang.

      Delete
  2. Pasti tidak mudah melewati masa2 berat. Tp klo bisa dihindari, dihindari saja.. kasian anak2..

    ReplyDelete
  3. Salam kenal, maaf baru bisa singgah di blog ini yang harus saya catat juga. Sering lihat anak korban perceraian justru berada dalam posisi bingung dan penyesalan, apalagi jika kedua orang tuanya tidak berpisah dengan baik. Yah, hidup memang tidak selalu mudah bagi anak karena orang tua kerap egois dan mengabaikan kerbutuhan psikologis anak. Semoga kian banyak yang baca artikel ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Taukah Bunda, Inilah Penyebab Anak Mudah Sakit

Kapan Waktu Yang Tepat Ajarkan Anak Sholat?

#AksiFlashBunda, Bermain dan Belajar Bersama Thromboflash Si Sahabat Keluarga.