YUK KENALI KECERDASAN EMOSI PADA ANAK.
Emosi pada sebagian besar dari kita mengenali emosi hanya
beranggapan hal yang negative dan marah saja. Di dalam kamus bahasa Indonesia
Poerwodarminto(1982) emosi atau renjana adalah gejolak hati yang kuat atau
rindu, cinta kasih. Dahulu di Indonesia
ada matapelajaran untuk mencerdaskan emosi peserta didik, namanya budi pekerti,
namun sekarang matapelajaran tersebut sudah dihapuskan.
Orang tua pada umunya beranggapan bahwa kecerdasan yang
terpenting adalah kecerdasan otak,
kecerdasan yang lain kurang penting atau bahkan tidak penting. Bahkan beranggapan kalau tidak pintar
mengenai suatu matapelajaran maka kehidupan selanjutnya tidak sukses. Dari berbagai
macam bukti yang menentukan kesuksesan seseorang adalah kecerdasan emosinya.
Kalau kecerdasan otak adalah factor genetic dan sulit untuk dirubah, sedangkan kecerdasan
emosi dapat dilatih dan ditingkatkan untuk meraih kesuksesan.
Peter Salovey dan John D.Mayer adalah sebagai pencetus dari
istilah kecerdasan emosi itu sendiri. Mereka berdua memberikan batasan bahwa
kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengerti emosi dan memanfaatkannya
untuk membantu pikiran, mengenal dan pengetahuan tentang emosi dan mengarahkan
emosi secara reflektif menuju pada pengembangan emosi dan intelek
(Salovey&Sluyter, 1977)
John D. mayer mengatakan kalau kecerdasan emosi merupakan
kemampuan untk memikirkan dan menggunakan emosi untuk meningkatkan kemampuan
berpikir pada seseorang. Jadi jika
beberpa tahun yang lalu orang tua cendrung memaksakan ankanya untuk pintar
dalam hal matematis, sekarang telah terjadi pergerseran kalau anak yang tidak menguasai
matapelajaran eksak pun bias sukses dikehidupannya dengan mengasah, menggali
kecerdasan emosinya.
Kita juga sering melihat dalam kehidupan nyata, seorang anak
yang pintar secara IQ tetapi tidak pintar mengelol kecerdasan emosi (EQ) dia
tidak bisa memenej atau menata hati dan perasannya sehingga dia tidak bisa
mengambil tindakan atau keputusan yang benar.
Beberpa tahun yang lalu kita pernah mengetahui atau melihat
disiaran televise, kalau hanya gegara
ajuan proposal skipsinya tidak diterima, mahasiswa tersebut akhirnya
mengakhiri hidupnya dengan teragis. Dia secara IQ pintar IPKnya diatas 3,
tetapi disini dia tidak bisa mengelola emosinya, sehingga dia tidak bisa
berpikir logis.
Jadi kecerdasan emosi itu sangat penting bagi perkembangan
anak. Kecerdasan emosi membuat anak mampu memecahkan masalah dengan mengenali
makna – makna emosi dan hubungan-hibungannya. Kecerdasan emosi juga bisa
digunakan untuk meningkatkan aktivitas kognitif anak.
TAHAP – TAHAP KECERDASAN EMOSI
1. Merasakan Emosi
Di sini anak belajar untk mengidentifikasi
emosi pada wajah, berupa kemarahan, kesedihan, kebahagian dan ketakutan. Anak
bisa merasakan emosi secara akurat dari wajah dan suara orang lain. Baik iru di
perubahan wajah dan intonasi suara ayah atau bundanya.
2. Menyampaikan
bahwa manusia bisa mempasilitasi pikiran dengan emosi.
Dengan memnfaatkan informai emosi secara
langsung sehingga dapat meningkatkan pemikiran dan mendorong krativitas. Di
tahap ini penting untk bisa mengenali
suasana hati atau mood positif dan negative. Dalam tahap yang ini saya sendiri
juga belum bisa mengendalikan moody. Padahal kalau kita bisa mngendalikan moody
kita bisa berkreatifitas lebih banyak dan lebih baik lagi.
3. Memahami emosi
Yaitu suatu kemampuan anak untuk bisa
memahami adanya informasi emosi dalam suatu hubungan, informasi linguistic tentang
emosi.
Biasanya kita atau anak, jika suasana hati
kita bahagia kita akan ikut bergabung
dalam kelompok – kelompok bersama orang lain, tetapi jika kita merasakan
kemarahan kita atau anak akan cendrung menyakiti orang lain. Jika merasa
ketakutan kita akan spontan mengambil langkah seribu atau melarikan diri.
4. Mengelola Emosi
Hal ini bisa dilakukan jika anak bisa
memahami apa itu emosi. Jika anak berada pada zona paling nyaman dari emosi,
dia bisa mengatur dan mengelola emosi sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya
sendiri ataupun orang lain.
Di dalam islam jika seorang anak sedang menangis kita
ibunya tidak boleh membentak atau menyuruhnya untuk diam atau menghentikan
tangisnya. Biarkan anak menangis untuk beberapa waktu, biarkan anak mengenali
emosi yang ada pada dirinya. Setelah itu baru kita peluk dan diajak bicara. Kita
tanya bagaimana rasanaya tadi nangis
sakit tidak dadanya? Sesak tidak? Baru kita jelaskan kalau yang tadi itu nangis sedih dada bisa
terasa sesak. Kemudian baru ditanya lagi kenap menangis apa yang terjadi,
insyaallah anak akan cerita dan jika anak dalam posisi salah maka kita orang
tuanya membetulkan, dengan perkataan yang lembut tadi kaka tidak oleh ambil
mainan adik, makanya adik pukul kaka.
Kita bisa menggali dan mengarahkan kecerdasan emosi sikecil
menjadi lebih baik dan bermanfaat buat nya dan lingkungannya dimasa yang akan datang.
Semoga bermanfaat ^-^
Anak belum terlalu pinter menguasai emosinya ya Teh Neneng. Makanya ibunya perlu terus belajar nih gimana mengenali kecerdasan emosi anak
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya, Mbak. Semoga bisa lebih mengenali emosi anak-anak.
ReplyDeleteKalau saya salah satu mengajarkan kecerdasan emosi pada anak dengan mengajak nonton Inside Out. Jadi clear untuk penjabaran macam2 emosi. Hehe
ReplyDeleteMengasah kecerdasan emosi masih jadi PR juga buat saya nih.
ReplyDeletePR banget nih, buat saya agar anak-anak cerdas secara emosional. Semoga kita terus dimampukan dalam mendidik anak-anak ya, Bun 😊
ReplyDeleteBetul, penting banget buat orang tua untuk membantu anak mengenali emosi dan pengendalian emosinya. Apakah marah, sedih, takut, bahagia.
ReplyDelete